Kamis, 27 Desember 2007

Batik Garutan - Perpustakaan

Hari ke 11
Hari ini kami pergi ke pengrajin Batik Tulis Garutan. Meskipun ada beberapa tempat dan galeri, kami hanya mengunjungi satu tempat. Yaitu Batik Garutan RM. Saya mengajak Deni ke tempat yang tidak terlalu jauh dari beskem itu. Tepatnya di jalan Papandayan yang hanya berjarak sekitar 1km. Masih sekitar kawasan alun-alun. Dulu, saya lumayan sering ke sini waktu kuliah. Iyalah, Tugas Akhirnya memang tentang Batik Tulis Garutan :) malahan saya mengambil tema Batik Garutan pada empat mata kuliah hehe...Saya selalu salut kepada para pengrajin ini, “kuatan”, rumit, teu kabayang. Batik Tulis menurut saya sangat luar biasa, karya yang mengagumkan, hasil dari sebuah proses, hasil dari sebuah kerja keras, hasil dari ketekunan dan kesabaran yang luar biasa! Proses mewarnai satu warna pun butuh waktu yang sangat lama. Satu kain panjang (sekitar 120cm x 260cm) membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan. Gila! Salut! Padahal kalau di CorelDraw hanya butuh waktu beberapa menit saja.

Waduuuhhh senang sekali rasanya waktu datang ke galeri Batik Garutan tadi. Senang karena ternyata ada Ibu Uba Muharram (Owner RM, “sesepuh” Batik Garutan) dan suaminya. Soalnya jujur saja, susah sekali menemui beliau untuk wawancara waktu kuliah dulu. Beliau sangat sibuk. Dari sekian sering saya ke galerinya termasuk yang di Bandung, selama 2 tahun, saya hanya pernah bertemu 1 kali. Itupun tidak sempat ngobrol panjang lebar karena beliau sedang terburu-buru. Beliau pun sangat ramah sekali menyambut kami karena ternyata masih mengenal wajah saya katanya hehe....

Karena sekarang sedang musim hujan, kata beliau, warna yang sedang banyak diminati oleh konsumen sekarang ini adalah merah maroon. Berbeda dengan musim kemarau, karena udaranya cenderung panas, konsumen lebih memilih warna-warna lembut seperti biru soga yang sangat khas Garutan.

Perjalanan hari ini kami lanjutkan untuk mencari literatur tentang Garut dengan kebudayaannya. Kami pergi ke perpustakaan daerah yang jaraknya sangat dekat dengan tugu masuk ke kampung Panawuan. Berhadapan dengan Rumah Sakit Umum Dr. Slamet Garut. Seperti yang sudah diduga, karyawan perpustakaan pun bingung ketika kami menanyakan buku-buku yang berhubungan dengan kebudayaan Garut. Saya mendapatkan satu buku yang berjudul “Garoet Kota Intan”. Entah Deni baca apa karena kita berada di ruangan yang berbeda. Baru saja baca beberapa halaman, ternyata seorang ibu berseragam dengan sangat ramah memberi tahu saya bahwa waktunya telah habis. Ohhww saya lupa ternyata sekarang sudah hampir setengah empat sore. Sudahlah, mungkin besok hari kami bisa kembali lagi.

Tidak ada komentar: